PSIKOLOGI
PENDIDIKAN
OBSERVASI
SMA NEGERI 5 MEDAN
PROSES
BELAJAR EFEKTIF, KREATIF DAN EDUKATIF
PADA
SISWA SMA NEGERI 5 MEDAN
D
I
S
U
S
U
N
OLEH
: KELOMPOK 9
Fahri Reza ( 161301077 ) ( Ketua )
Risky
Nurlita Maylinda (
161301001 )
Laila
Husna ( 161301024 )
Dina
Hutasoit ( 161301039 )
Irene
Dorothy Sonia L (
161301046 )
Nabila Annisah Putri ( 161301054 )
Wina
Lorensi BatuBara (
161301071 )
FAKULTAS
PSIKOLOGI
UNIVERSITAS
SUMATERA UTARA
MEDAN
2016/2017
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang sudah memberi rahmat, karunia serta
taufik dan hidayah, sehingga kita masih dapat beraktivitas sebagaimana seperti
biasanya. Begitu pula dengan kami, hingga kami dapat menyelesaikan tugas laporan
observasi psikologi pendidikan ini. Laporan ini disusun berdasarkan observasi
yang kami lakukan di SMA NEGERI 5 MEDAN. Laporan ini berisi proses
berlangsungnya pembelajaran dan pengajaran yang menciptakan lingkungan kelas
positif.
Terimakasih
kami ucapkan kepada dosen pembimbing yang sudah memberi arahan kepada kami.
Terimakasih kami ucapkan kepada Kepala Sekolah serta staff pengajar SMA NEGERI
5 yang memberikan kesempatan kepada kami dalam melakukan observasi. Terimakasih
kepada adik-adik siswa SMA NEGERI 5 yang sudi menerima kehadiran kami dalam
memenuhi tugas ini. Terimakasih kami ucapkan kepada teman-teman yang telah
memberi dukungan dalam menyelesaikan laporan ini.
Besar
harapan kami agar laporan ini dapat bermanfaat serta memperluas wawasan pembaca
mengenai Psikologi Pendidikan. Dan tidak lupa pula, kami selaku tim penulis
memohon maaf apabila terdapat kekurangan di dalam laporan yang kami tulis ini.
Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari para pembaca.
Medan, 06 April 2017
Tim Penyusun
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR ........................................... 1
DAFTAR
ISI ......................................................... 2
BAB
I PERENCANAAN ..................................... 3
1.1 Latar Belakang ............................... 3
1.2 Tujuan Penulisan .............................. 3
1.3
Landasan Teori ............................... 3
BAB
II PELAKSANAAN ..................................... 6
2.1 Identitas Sekolah ............................. 6
2.2 Sampel Observasi ........................... 7
2.3 Jadwal Pelaksanaan Observasi ........ 7
2.4 Waktu Observasi ............................. 7
2.5 Pembagian Tugas dalam Kelompok .. 8
2.6 Alat dan Bahan yang digunakan ........ 8
2.7 Analisis Data .................................... 8
2.8 Kalkulasi Biaya ................................ 8
2.9 Pelaksanaan ..................................... 8
2.10 Catatan Hasil Observasi ................... 9
BAB
III LAPORAN OBSERVASI ........................ 11
3.1 Pembahasan Hasil Observasi ........... 11
3.2 Laporan ........................................... 12
3.3 Desain Poster ................................... 13
3.4 Evaluasi ........................................... 15
3.3 Dokumentasi .................................... 15
BAB
IV PENUTUP ................................................ 18
3.1 Kesimpulan ....................................... 18
3.2 Saran ................................................ 18
3.3 Testimoni Anggota Kelompok ............ 18
DAFTAR
PUSTAKA ............................................... 19
BAB
I
PERENCANAAN
1.1 Latar Belakang
Proses belajar atau
pembelajaran merupakan proses utama dalam psikologi pendidikan. Dalam proses
pembelajaran, anak diberi pembelajaran dari yang tidak mengerti menjadi
mengerti. Jadi, pembelajaran ( Learning )
dapat didefinisikan sebagai pengaruh permanen atas perilaku, pengetahuan dan
keterampilan berpikir yang diperoleh melalui pengalaman.
Pendidikan merupakan
suatu bimbingan yang dilakukan oleh seseorang terhadap orang lain dengan tujuan
memperoleh pemahaman baru. Pendidikan tidak hanya diperoleh dari bangku
sekolah, akan tetapi dapat diperoleh di lingkungan keluarga dan lingkungan
masyarakat. Pada dasarnya setiap anak memiliki potensi dalam dirinya yang harus
dikembangkan melalui pendidikan dan fasilitator yang tepat.
Seorang pendidik sudah
selayaknya memahami karakteristik dari masing-masing anak didiknya. Hal ini
dikarena setiap anak memiliki potensi, tigkat pemahaman, tingkat kemampuan,
kondisi fisik dan mental serta kebutuhan yang berbeda-beda. Sehingga, dapat
mempermudah proses belajar mengajar dan menghasilkan manajemen kelas yang
efektif.
Manajemen kelas yang
efektif mempunyai dua tujuan. Pertama, membantu siswa menghabiskan lebih banyak
waktu untuk belajar dan mengurangi waktu aktivitas yang tidak diorientasikan pada tujuan. Kedua,
mencegah siswa mengalami problem akademik dan emosional.
1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penyusunan laporan ini yaitu untuk
meningkatkan pemahaman mengenai proses belajar dan mengajar, mengetahi penyebab
mengapa siswa memiliki perilaku menyimpang dan solusi agar tercapainya manajemen
kelas yang efektif.
1.3
Landasan Teori
Fokus dalam psikologi
pendidikan dahulu adalah disiplin. Dewasa ini fokusnya pada pengembangan dan
pemeliharaan lingkungan kelas yang positif yang mendukung pembelajaran. Hal ini
melibatkan strategi manajemen proaktif bukan fokus pada penerapan disiplin
secara ketat. Secara historis kelas yang dikelola dengan baik disebut sebagai
“mesin berpelumas baik,” tetapi sekarang kelas yang efektif dianggap seperti
“sarang aktivitas”.
Strategi umum dalam
menciptakan kingkungan kelas yang positif mencakup penggunaan gaya otoritatif
dan manajemen aktivitas kelas yang efektif (Santrock, 2004). Gaya manajemen kelas yang otoritatif
berasal dari gaya asuh authoritative parenting
menurut Diana Baumrind (dikutip dari Santrock,
2004). Seperti orang tua yang
otoritatif, guru yang otoritatif akan menghasilkan murid yang cenderung
mandiri, tidak cepat puas, mau bekerja sanma dengan teman, dan menunjukkan
penghargaan diri yang tinggi. Guru yang otoritatif melibatkan murid dalam kerja
sama give-and-take dan menunjukkan
sikap perhatian kepada mereka. Guru yang otoritatif akan menjelaskan aturan dan
regulasi, serta menentukan standar dengan masukan dari murid.
Gaya otoritatif bertentangan
dengan strategi otoritarian dan permisif yang tidak efektif. Gaya manajeman
kelas otoritarian adalah gaya yang restriktif dan punitif. Fokus utamanya
adalah menjaga ketertiban kelas, bukan pada pengajaran dan pembelajaran. Murid
di kelas yang otoritarian ini cenderung pasif, tidak mau membuat inisiatif
aktivitas, mengekspresikan kekhawatiran tentang perbandingan social, dan
memiliki keterampilan komunikasi yang buruk.
Gaya manaejmen kelas
yang permisif memberi banyak otonomi pada murid tetapi tidak memberi banyak
dukungan untuk pengembangan keahlian pembelajaran atau pengelolaan perilaku
mereka. Tidak mengejutkan, murid di kelas permisif ini cenderung punya keahlian
akademik yang ryang tidak memadai dan control diri yang rendah. Secara
keseluruhan, gaya otoritatif akan lebih bermanfaat bagi murid ketimbang gaya
otoriter atau permisif, karena membantu murid menjadi pembelajar yang aktif dan
mampu mengendalikan diri.
Jacob Kounin (dikutip dari
Santrock, 2004) menyimpulkan bahwa guru yang efektif berbeda dengan guru
yang tidak efektif bukan dalam cara mereka merespons perilaku menyimpang murid,
tetapi berbeda dalam cara mereka mengelola aktivitas kelompok secara kompeten.
Kounin juga mengungkapkan karakteristik dari manajer kelompok kelas yang efektif,
yaitu:
·
Menunjukkan
seberapa jauh mereka “mengikuti”. Kounin menggunakan
istilah “whititness” untuk
mendeskripsikan strategi dimana mereka senantiasa mengikuti apa yang terjadi. Guru seperti ini
akan selalu memonitor murid secara regular.
·
Atasi
situasi tumpang-tindih secara efektif. Kounin mengamati bahwa
beberapa guru tampaknya berpikir sempit, hanya menangani satu hal dalam satu
waktu.ini adalah strategi yang tidak efektif yang kerap menimbulkan interupsi
aliran proses belajar di kelas. Sebaliknya, guru yang efektif ketika berjalan keliling ruangan dan
memeriksa pekerjaan murid, matanya tetap mengawasi seluruh kelas.
·
Menjaga
kelancaran dan kontuinitas pelajaran. Manajer yang efektif
akan menjaga aliran pelajaran tetap lancar, mempertahankan minat murid dan
menjaga murid agar tidak mudah terganggu. Guru juga harus menghindari beberapa
aktivitas yang tidak efektif yang dapat menganggu aliran pelajaran. Aktivitas
itu antara lain flip-flopping meninggalkan
aktivitas yang sedang berjalan dengan alasan yang tidak jelas, dan terlalu lama
memaparkan seuatu yang sudah dipahami murid. Tindakan lain yang dapat menganggu
aliran pelajaran dinamakan “fragmentasi”, dimana guru membagi aktivitas menjadi
komponen-komponen meskipun aktivitas itu sebenarnya bisa dilakukan sebagai satu
unit.
·
Libatkan
murid dalam aktivitas yang menantang. Kounin juga menemukan
bahwa manajer kelas yang efektif melibatkan murid dalam berbagai tantangan
tetapi bukan aktivitas yang terlalu sulit. Murid lebih sering bekerja secara
mandiri ketimbang diawasi oleh guru.
Agar bisa berjalan
lancar, kelas perlu punya aturan dan prosedur yang jelas (Santrock,
2004).
Guru harus membedakan aturan dan prosedur serta mempertimbangkan kemungkinan
yang tepat untuk melibatkan murid dalam diskusi dan pembuatan aturan.
Melibatkan murid dalam penyusunan aturan kelas akan meningkatkan rasa tanggung
jawab murid untuk mematuhi aturan. Weinstein (dikutip
dari Santrock, 2004) menyatakan terdapat empat prinsip yang harus
diingat ketika guru akan menyusun aturan dan prosedur di kelas:
·
Aturan
dan prosedur harus masuk akal dan dibutuhkan.
·
Aturan
dan prosedur harus jelas dan dapat dipahami.
·
Aturan
dan prosedur harus konsisten dengan tujuan pengajaran dan pembelajaran.
·
Aturan
dan prosedur harus konsisten dengan aturan sekolah.
BAB
II
PELAKSANAAN
2.1 Identitas Sekolah
Nama
Sekolah : SMA NEGERI 5 MEDAN
Alamat : Jl. Pelajar No. 17, Teladan Timur. Medan
Kota, Kota Medan,
Sumatera Utara
Jumlah Kelas : 35 Kelas
Kepala Sekolah :
Drs. Haris H.Simamora MSi
Jumlah Guru : ± 80
Orang
Jam Aktif Belajar :
Senin – Kamis pukul 07.15 - 13.45 WIB
Jum’at pukul 07.15 - 11.45 WIB
Sabtu pukul 07.15 - 12.30
Fasilitas :
- Ruang UKS
-
Koperasi - Perpus
-
Mushollah
-
Lab Komputer
-
Lab Fisika
-
Lab Kimia
-
Lapangan Futsal
-
Lapangan Basket
Ekstrakurikuler :
- OSIS
-
Basket
-
Futsal
-
Karate
-
Pramuka
-
Paskibra
-
SKK
-
PMR
-
SSS
-
Hijau
2.2 Sampel Observasi
Siswa dan guru kelas XI MIPA 1 SMA
NEGERI 5 MEDAN
2.3 Jadwal Pelaksanaan Observasi
No
|
Uraian
Kegiatan
|
Waktu
Pelaksanaan
|
|||||||
Maret
|
April
|
||||||||
1
|
Penentuan
Topik dan Judul
|
||||||||
2
|
Penentuan
Teori yang Digunakan
|
||||||||
3
|
Menanyakan
Ketersediaan SMA Negeri 5 Medan untuk Diobservasi
|
||||||||
4
|
Mengurus Surat
Izin Observasi dari Fakultas
|
||||||||
5
|
Menerima Surat
Izin Observasi dari Fakultas
|
||||||||
6
|
Memberi Surat
Izin Observasi SMA Negeri 5
|
||||||||
7
|
Menentukan
Hari untuk Observasi
|
||||||||
8
|
Melakukan
Kegiatan Observasi
|
||||||||
9
|
Membuat
Laporan Observasi
|
||||||||
10
|
Membuat Poster
|
||||||||
11
|
Membuat Power
Point Laporan
|
||||||||
12
|
Memposting ke
Blog
|
·
7 Maret 2017 : Menentukan Topik dan
Judul Observasi
·
8 Maret 2017 : Menentukan Teori yang
Digunakan
·
17 Maret 2017 : Menanyakan Ketersediaan
SMA Negeri 5 Medan untuk diobservasi
·
23 Maret 2017 : Mengurus Surat Izin dari Fakultas
·
27 Maret 2017 : Menerima Surat Izin dari
Fakultas
·
30 Maret 2017 : Memberi Surat Izin
Observasi ke Fakultas
·
31 Maret 2017 : Menentukan Hari untuk
Observasi
·
01 April 2017 : Melakukan Kegiatan
Observasi
·
02 April 2017 : Membuat Laporan Observasi
·
06 April 2017 : Membuat Poster
·
07 April 2017 : Membuat Power Point
Laporan
·
09 April 2017 : Memposting ke Blog
2.4 Waktu Observasi
08.40 – 10.35 WIB
2.5 Pembagian Tugas dalam Kelompok
Fahri Reza : Pembahasan Hasil Observasi
Risky
Nurlita : Pembahasan Hasil Observasi
Laila
Husna : Sistematika Observasi
Dina
Hutasoit : Dokumentasi
Irene
Dorothy : Tatanan Ruang Kelas
Nabila
Annisa : Sistematika Observasi
Wina
Lorensi : Dokumentasi
2.6 Alat dan Bahan yang Digunakan
- Buku
- Pena
- Kamera untuk dokumentasi
- Snack sebagai reward
2.7 Analisis Data
Data diperoleh
melalui kegiatan observasi langsung di SMA NEGERI 5 MEDAN. Data yang telah
diperoleh akan diolah sesuai dengan teori manajemen kelas pada Siswa Menengah
Atas.
2.8 Kalkulasi Biaya
Biaya
Snack Rp. 45.000
2.9 Pelaksanaan
Penelitian
dilakukan pada tanggal 01 April 2017 di sekolah SMA NEGERI 5 MEDAN. Seluruh
anggota kelompok berkumpul di depan gerbang SMA NEGERI 5 pukul 07.30 pagi.
Disana kami melihat beberapa siswa yang berkumpul di depan gerbang. Mereka
tidak dapat masukdikarenakan terlambat. Setelah 10 menit pihak sekolah dan
satpam memberi arahan, akhirya siswa yang terlambat diizinkan masuk.
Setelah kelompok mempersiapkan diri, kelompok
memasuki gerbang sekolah dan menuju ruangan Wakil Kepala Sekolah. Di ruang
wakil kepala sekolah, kami diberikan kelas untuk melakukan observasi. Kelompok
diberi kelas XI MIPA 1 dengan mata pelajaran matematika. Awalnya wakil kepala
sekolah menjelaskan menganai kegiatan penelitian kelompok kepada guru pengampu
matapelajaran. Setelah selesai, kelompok dipersilahkan mengikuti guru
matepelajaran menuju kelas.
Pukul 08.55, kelompok
dan guru mata pelajaran matematika memasuki kelas XI MIPA 1. Sesampainya di
ruang kelas, Guru mulai mengajar sedangkan kelompok menuju barisan belakang
untuk melakukan pengamatan.
2.10 Catatan Hasil Observasi
·
Kondisi kelas cukup padat sehingga kusi
padaq barisan belakang berdempetan dengan dinding
·
Di awal observasi keadaan kelas kondusif
·
Guru melakukan interaksi dengan siswa,
seperti mengajak siswa membuka buku, membaca materi dan sesekali melontarkan
pertanyaan minggu lalu
·
Beberapa siswa terlihat tidak peduli
dengan pelajaraan tersebut. Namun, beberapa siswa lainnya sangat antusias
· Guru mulai mengajarkan materi gradien
dengan cara mendiktekan pada siswa dan memberikan siswa soal latihan
·
Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya
dan meontarkan pendapat
·
Guru membimbing siswa untuk membaca buku
pegangan. Namun, hampir setengah dari isi kelas tidak membawa buku. Keadaan
tersbut memnuntut guru untuk mendiktekan soal-soal kepada siswa
·
Guru juga membebaskan siswa berdiskusi
dengan membentuk kelompok-kelompok kecil
·
Di tengah proses pembelajaran, beberapa
siswa mulai ricuh. Hal ini disebabkan karena siswa mengalami kesulitan dalam
memecahkan permasalahan pada soal.
·
Beberapa siswa aktif bertanya dan
menjawab pertanyaan di depan kelas
·
Siswa lainnya banyak yang asyik dengan
aktifitas sendiri tanpa memperdulikan guru mereka.
·
Guru berjalan menghampiri kelompok
siswa, untuk memberikan koreksi dan penjelasan
·
Siswa yang kurang memahami materi yang
diajarkan, berasumsi bahwa pelajaran yang diajarkan kurang menjangkau seluruh
keadaan siswa. Sehingga hanya siswa yang daya serapnya tinggi saja yang mampu
memahami materi
· Guru kurang peduli terhadap keadaan
seluruh siswanya, dimana siswa yang kurang memahami pelajaran tidak diberi kesempatan untuk mengulang materi
pelajaran yang diajarkan.
·
Guru beberapa kali keluar ruangan dan
meninggalkan siswa
· Guru beberapa kali mengaktifkan suasana
kelas dengan bertanya dan memberi instruksi kepada siswa
· Ketika keadaan semakin tidak kondusif,
guru mungetuk jari ke meja dan beberaoa siswa membantu guru untuk mengamankan
kelas
·
Di barisan belakang, terjadi pembullyan
antar siswa
BAB
III
LAPORAN
DAN EVALUASI
3.1 Pembahasan Antara Hasil Observasi dengan
Landasan Teori
Strategi umum
dalam menciptakan lingkungan kelas yang positif mencakup penggunaan gaya
otoritatif dan manajemen aktivitas kelas yang efektif. Berdasarkan hasil
observasi dari kelas XI MIPA 1, manajemen kelas lebih mengarah ke gaya permisif
yang kurang efektif. Dimana pada awal pelajaran siswa hanya diberi catatan
mengenai materi pelajaran ‘’Garis Singgung,’’ kemudian siswa langsung diberi
soal yang harus diselesaikan, tanpa pemberian konsep dasar terlebih dahulu. Dan
suasana belajar mulai kurang kondusif.
Jacob Kounin (dikutip dari
Santrock, 2004) menyimpulkan bahwa guru yang efektif berbeda dengan guru
yang tidak efektif dalam cara mereka mengelola aktivitas kelompok secara
kompeten. Kounin juga mengungkapkan karakteristik dari manajer kelompok kelas
yang efektif, yaitu:
·
Menunjukkan
seberapa jauh mereka “mengikuti”. Kounin menggunakan
istilah “whititness” untuk
mendeskripsikan strategi dimana mereka senantiasa mengikuti apa yang terjadi. Berdasarkan hasil
observasi dari kelas XI MIPA 1, guru belum dapat mengikuti sejauh mana
pemahaman murid terhadap materi pelajaran yang diberikan. Hal ini terlihat dari
beberapa siswa yang kurang memahami materi yang diajarkan, berasumsi bahwa
pelajaran yang diajarkan kurang menjangkau seluruh keadaan murid. Sehingga
hanya murid dengan daya serap tinggi saja yang mampu memahami materi. Ditambah
lagi murid yang kurang memahami pelajaran tidak
diberi kesempatan untuk mengulang materi pelajaran yang diajarkan.
·
Atasi
situasi tumpang-tindih secara efektif. Kounin mengamati bahwa
beberapa guru tampaknya berpikir sempit, hanya menangani satu hal dalam satu
waktu ini adalah strategi yang tidak efektif yang kerap menimbulkan interupsi
aliran proses belajar di kelas. Hal ini jelas tercermin di kelas XI MIPA 1, tampak
ketika pelajaran sedang berlangsung keadaan yang awalnya kondusif ketika
memasuki ruangan berubah menjadi tidak kondusif, hingga guru harus memanggil nama
murid yang berbicara saat pelajarannya, menasihatinya, selanjutnya membiarkan
murid melakukan kegiatan mereka masing-masing. Kemudian guru keluar dari
ruangan kelas.
·
Menjaga
kelancaran dan kontuinitas pelajaran. Manajer yang efektif
akan menjaga aliran pelajaran tetap lancar, mempertahankan minat murid dan
menjaga murid agar tidak mudah terganggu. Namun berdasarkan observasi pada
kelas XI MIPA 1, guru tampak kurang mampu menjaga kelancaran dan kontuinitas
pelajaran kelas dan pada akhirnya malah melakukan flip-flopping, yaitu meninggalkan kelas tanpa alasan yang jelas
sehingga kontuinitas pelajaran menjadi terhenti.
·
Libatkan
murid dalam aktivitas yang menantang. Kounin juga menemukan
bahwa manajer kelas yang efektif melibatkan murid dalam berbagai tantangan
tetapi bukan aktivitas yang terlalu sulit. Namun berdasarkan observasi di kelas
XI MIPA 1 hal ini belum dapat tercapai. Pada awal pelajaran siswa hanya diberi
catatan mengenai materi pelajaran ‘’Garis Singgung’’, kemudian siswa langsung
diberi soal yang harus diselesaikan, tanpa pemberian konsep dasar terlebih
dahulu. Hal ini tentu menghambat keterlibatan murid karena tugas tersebut
terlalu sulit bagi mereka.
Agar bisa berjalan
lancar, kelas perlu punya aturan dan prosedur yang jelas. Guru harus membedakan
aturan dan prosedur serta mempertimbangkan kemungkinan yang tepat untuk
melibatkan murid dalam diskusi dan pembuatan aturan. Namun berdasarkan
observasi di kelas XI MIPA 1 terlihat
belum ada aturan dan prosedur yang jelas dan belum ada keterlibatan murid dalam menjaga kelancaran dan
kontuinitas pelajaran.
3.2 Laporan
Data yang
diperoleh dari 45 sampel, didapatkan :
· 25 orang siswa menyatakan bahwa tidak
menyukai mata pelajaran matematika dikarenakan mereka memiliki daya minat yang
kurang dalam hal hitung hitungan dalam diri mereka.
· 20 orang siswa lainnya menyatakan bahwa
mata pelajaran matematika asik dan
menyenangkan serta mereka menyukainya.
· Tidak ada satu orang pun yang menyatakan
bahwa mata pelajaran matematika adalah mata pelajaran yang sangat mudah karna
membutuhkan keterampilan khusus untuk menyelesaikannya.
Dari data data yang
diperoleh tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian besar sampel (25
murid kelas SMAN 5) menyatakan bahwa mereka tidak menyukai mata pelajaran
matematika dikarenakan menurut mereka pelajaran matematika bukanlah mata
pelajaran yang mudah karna banyaknya hitung hitungan.
3.3 Desain Poster
Bagian Poster yang di Zoom
3.4 Evaluasi
Tugas ini seharusnya
mulai dilakukan pada pertengahan Maret. Namun, karena adanya beberapa halangan
seperti padatnya jadwal kuliah dan deadline tugas yang mengakibatkan kurang komunikasi
antar anggota kelompok . Akhirnya, tugas observasi ini hampir beberapa minggu
sempat terbengkalai.
Proses dalam menanyakan
ketersediaan SMA Negeri 5 untuk diobservasi juga mendapati banyak kendala.
Mulai dari kepala sekolah yang susah ditemui sampai dengan adanya kegiatan
Ujian Akhir Sekolah bagi siswa/i kelas 12.
Setelah pihak sekolah
menyetujui, kelompok segera mengurus surat izin fakultas. Ketika surat izin
fakultas selesai, kelompok berangkat menyerahkan surat ke SMA Negeri 5 Medan.
Sesampainya di sana, kepala sekolah tidak berada di tempat dan lingkungan
sekolah digunakan sebagai tempat Olimpiade.
Perencanaan dalam tugas
ini dilakukan dengan matang, namun di hari observasi terdpat beberapa
penyimpangan. Misalnya kesulitan dalam mencari kelas yang akan di observasi.
Sesampainya di kelas, kelompok juga mendapat kendala seperti keadaan luar kelas
kurang kondusif yang mengakibatkan siswa/siswi di ruang kelas terasa terganggu.
Di akhir observasi, kelompok memberikan reward
kepada siswa.
Proses di saat guru menerangkan
Guru berjalan memantau pekerjaan siswa
Guru membantu siswa menyelesaikan masalah
Siswa memperhatikan guru menerangkan
Foto bersama adik-adik kelas XI MIPA 1
Foto bersama guru SMA Negeri 5
Foto bersama angota kelompok di depan gerbang SMA Negeri 5 Medan
BAB
IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa sekolah SMA Negeri 5 Medan tepatnya di kelas XI
MIA 1 telah memiliki sistem
pengajaran yang cukup
baik, namun dalam prosesnya belum tercipta lingkungan kelas yang positif. Hal
ini dibuktikan dari beberapa siswa yang tidak serius sehingga keadaan kelas
menjadi tidak kondusif. Situasi ini mengganggu ketenangan beberapa siswa yang belajar dengan kondusif, serta
mengganggu konsentrasi guru dalam memberi arahan materi. Kurang
kondusifnya kelas dipicu beberapa siswa yang kurang memahami materi dan tidak
fokus dengan pembelajaran.
3.2 Saran
Saran kami
ada baiknya apabilah guru
lebih menerapkan proses diskusi, agar para siswa lebih memahami dan menguasai
materi. Selain itu, kami juga menyarankan agar guru membuat kesepakatan bersama para siswa mengenai aturan terkait
mengkondusifkan kelas selama proses belajar dan mengajar berlangsung guna
tercapainya suasana belajar yang tenang dan nyaman untuk masyarakat kelas.
3.3 Testimoni Anggota Kelompok
·
Risky
Nurlita Maylinda ( 16-001 )
Tugas observasi ini meupakan tugas yang menyenangkan.
Dengan adanya tugas observasi ini, akhirnya kami dapat turun ke lapangan dan mengaplikasikan
ilmu yang sudah kami pelajari. Proses observasi ini melakui rangkaian yang
panjang, mulai dari menentukan sekolah, mengurus surat izin. Berdisusi mengenai
perencanaan, teori dan pembagian tugas. Ketika observasi berlangsung, saya merasa gugup.
Namun, seiring berjalannya waktu, keadaan itu mulai hilang dikarenakan keadaan
guru dan siswa menerima kami dengan baik. Saya dan teman-teman sangat senang mendapatkan pengalaman ini dan
dapat berkomunikasi langsung dengan pihak luar seperti SMA
Negeri 5 yang kami datangi.
Terima kasih kepada dosen yang telah memberikan kesempatan ini,
memberikan arahan dan bimbingan sehingga kami berhasil menyelesaikan tugas ini.
·
Laila
Husna ( 16-024 )
Dengan dilakukannya kegiatan observasi
pada mata kuliah
psikologi pendidika, pastinya menambah
pengalaman ilmu serta pengetahuan khususnya buat saya sendiri. Saya sangat berterimakasih kepada dosen dan teman teman
kelompok 9 walaupun ada sedikit kendala dalam kegiatan observasi ini tapi itu
semua dapat terselesaikan dan merasa
senang karna diberikan kesempatan untuk hadir ditengah tengah anak SMA yang
sangat luar biasa keaktif annya
·
Dina
Hutasoit ( 16-039 )
Tanggal
30 Maret adalah kali pertama bagi saya
untuk mengikuti observasi ke SMA. Awalnya saya merasa sedikit khawatir, karena yang kami hadapi
adalah anak SMA yang usianya tidak terlalu
jauh dari kami. Namun saat menghadapi mereka ternyata bukan hal yang
sulit, karena ketika kami masuk ke kelas XI MIPA-1, merekamenyambut kami dengan
baik dan hangat, dan saling menghargai. Dan selama kegiatan observasi mereka
tidak merasa terganggu sama sekali, karena mereka melakukan kagiatan belajar
seperti kegiatan normal lainnya. Namun, satu hal yang membuat saya merasa
sedikit terganggu, karena ketika kegiatan belajar Matematika berlangsung mereka
kurang menghargai kegiatan guru mereka. Memang pengajaran yang diberikan oleh
guru terbilang kaku, sehingga mereka kurang termotivasi dalam belajar. Namun,
bagaimanapun keadaan pengajar seharusnya mereka dapat menghargainya.
·
Irene
Dorothy Sonia ( 16-046 )
Tugas observasi materi penguasaan
kelas dari Psikologi Pendidikan ini sangat menguntungkan yaitu menambah rasa
kesaatuan diantara anggota kelompok kami dalam mengerjakan observasi ini, misalnya dari mulai melakukan perencanaan sekolah
yang akan diobservasi, laporan observasi, pembagian tugas, melatih bagaimana
cara berinteraksi dedngan guru, kepala sekolah, juga murid-murisd (SMA)
sehgingga menambah pengalaman dan wawasan saya.
·
Nabila
Annisa Putri ( 16-054 )
Saat
dikasih tugas ini ya penasaran ya jadinya. Pertama kali dikasih tugas yang
harus datang ke lokasinya langsung untuk di observasi. Kendala pada tugas ini
hanya ada pada izinnya saya rasa. Karena betapa sulitnya kepala sekolah SMA
tersebut untuk ditemui karena tidak ada waktu yang cocok. Tapi Alhamdulillah
semuanya berjalan sesuai yang kami mau. Dan yang pastinya menambah pengalaman
yang seru.
·
Wina
Lorensi Batubara ( 16-071 )
Pada
saat tugas ini diberikan dosen kepada kami, saya sangat senang, tetapi sedikit gugup
karena saya akan melakukan tugas observasi
di sekolah untuk pertama kalinya. Awalnya kelompok kami sulit untuk mendapat
izin dari pihak sekolah dikarnakan Kepala Sekolah SMAN 5 jarang berada di
tempat dan dikarnakan waktu kami dalam membuat surat dari kampus sangat
sedikit. Akhirnya, semuanya dapat teratasi. Selama observasi berlangsung, saya sangat
antusias karena saya dapat melihat perilaku yang terjadi diruang kelas. Ditambah
lagi banyak murid yang curhat tentang ketidaknyamanan mereka tentang cara mengajar
yang diberikan oleh guru. Kegiatan ini juga membuat saya menjadi lebih memahami
apa yang sudah saya pelajari pada mata kuliah psikologi pendidikan selama ini,
sehingga pemahaman saya menjadi semakin baik lagi.
·
Fahri
Reza ( 16-072 )
Pengalaman
observasi merupakan hal yang cukup mengubah penilaian saya mengenai sistem
pembelajaran yang digunakan sekolah. Karena sebelumnya saya hanya
melihatnya dari sudut pandang seorang
murid, beranggapan bahwa guru itu pasti benar-benar memahami tata cara yang
betul-betul tepat dalam menyampaikan pelajaran. Namun setelah belajar mengenai
manajemen kelas yang efektif dan melakukan observasi, anggapan saya benar-benar
dipatahkan. Jelas sekali masih banyak kesalahan yang harus kita benahi bersama
untuk meningkatkan kualita pendidikan di Indonesia guna mencetak generasi
penerus yang tidak hanya cerdas tetapi juga berkarakter mulia.
DAFTAR
PUSTAKA
Santrock, J. W. (2004). Psikologi pendidikan (edisi ke dua). Jakarta: Prenadamedia Group
0 komentar:
Posting Komentar